Selasa, 12 Februari 2013

Perempuan Berhubungan Seks Sambil Berdiri Tak akan Hamil? Itu Mitos


Merry Wahyuningsih 

(Foto: thinkstock 
Jakarta, Cara yang sudah terbukti untuk mencegah kehamilan adalah dengan menggunakan kontrasepsi. Namun masih saja ada orang yang percaya tindakan tertentu dapat mencegah kehamilan, salah satunya berhubungan seks sambil berdiri. Tapi itu hanyalah mitos.

Menurut sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2010, hampir 1 dari 5 pria mempercayai bahwa berhubungan seks sambil berdiri tidak akan menyebabkan kehamilan pada pasangan. Kebanyakan orang berpendapat bahwa hukum gravitasi dapat mencegah sperma membuahi sel telur, sehingga tidak lagi membutuhkan kondom.

Tetapi hal ini salah besar. Sperma tetap dapat masuk ke dalam rahim, menemukan sel telur dan melakukan pembuahan bila dilakukan pada masa subur. Meski setelah melakukan hubungan seks sambil berdiri, sang wanita lompat-lompat dengan tujuan sperma tak masuk rahim.

"Tidak benar, itu mitos. Karena jalannya sperma mengikuti saluran vagina dan pembuahan dapat terjadi dengan cepat. Ada banyak mitos yang beredar di masyarakat karena kurangnya pemahaman," jelas Dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG (K), dokter kandungan dari RSCM, saat dihubungi detikHealth, Rabu (5/2/2013).

Hal tersebut juga diamini oleh Dr. Andri Wanananda MS, seksolog dari pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta. Menurutnya, berhubungan seksual sambil berdiri dan lompat-lompat tidak selalu dapat mencegah kehamilan.

"Posisi berdiri akan kalah cepat dengan melesatnya sel jantan (spermatozoa) ke dalam rahim untuk bersatu dengan ovum (sel betina) pada saluran tuba. Kecepatan sel jantan bahkan lebih cepat dari larinya harimau panther," jelas Dr. Andri kepada detikHealth.

Ada lagi yang mengeluarkan sperma di luar vagina sebelum terjadi ejakulasi. Tindakan ini juga berisiko menyebabkan kehamilan bila dilakukan pada masa subur.

Cairan sperma dikeluarkan di luar vagina disebut Coitus Interuptus, yaitu hubungan sanggama yang menjelang ejakulasi sang pria mencabut penisnya dan memuntahkan spermanya di luar vagina. Hal ini tidak berpengaruh terhadap kesuburan.

"Tapi cara ini mengundang risiko terjadi kehamilan bila dilakukan pada saat Anda dalam masa subur. Karena pada fase menjelang suami Anda ejakulasi, tidak jarang ujung penis sudah basah dengan cairan sperma," jelas Dr. Andri Wanananda MS, seksolog dari pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta.

Menurut Dr Andri, bila satu sel spermatozoa saja menyelinap, kendatipun ejakulasi dilakukan di luar vagina maka sel jantan tersebut sudah berenang dalam cairan vagina untuk menjumpai sel telur wanita (ovum).

"Maka besar kemungkinan bisa terjadi kehamilan," tambah Dr Andri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar